Senin, 15 November 2010

Nekat Itu Nikmat

2 tahun lalu, tepatnya saat aku duduk di bangku kelas 2 SMP, aku mengikuti ekstrakurikuler Jurnalistik di sekolahku, SMPN 1 Banyuwangi. Sebenarnya aku sudah mengikutinya sejak kelas 1 SMP. Jadi kurang lebih aku mengikutinya selama 1 setengah tahun. Pada saat pergantian kepengurusan, ternyata aku dpilih menjadi salah satu kandidat ketua umum. Aku salah satu dari 5 orang kandidat tersebut. Aku sudah menduga pasti akan ada tugas atau semacam seleksi untuk menjadi ketua. Dan ternyata benar, seleksinya adalah membuat berita ( bukan artikel loh ya ) selama 1 satu minggu dan itu harus membuat sendiri serta harus aktual.

Pemberian tugasnya adalah hari sabtu, sampai hari minggu aku belum membuatnya ( aku bahkan lupa ). Hingga salah satu temanku mengirimi aku pesan lewat SMS ( short message service). Padahal itu jam 3 sore, aku mulai berpikir dimana aku mendapatkan berita yang aktual di sore-sore seperti ini.

Tiba-tiba muncul ide dalam pikiranku untuk ke kantor polisi (Kapolres) yang ada di Jalan Brawijaya. Karena pada saat itu aku belum berani menyetir sepeda motor, akhirnya aku memutuskan untuk ke kantor polisi dengan sepeda gunungku bersama salah seorang tetanggaku. Aku tak tahu yang aku lakukan ini akan membuahkan hasil atau tidak, prinsipku pada saat itu yaitu “yang penting mencoba”.

Ketika sampai di Kapolres, pada awalnya aku tidak tahu aku harus menemui siapa, aku bahkan tidak tahu adakah kasus di tempat itu atau tidak dan aku tidak mengenal satupun orang yang ada di tempat itu. Hingga di depan gerbangnya, ada seseorang berpakaian seragam polisi dan menanyaiku apakah tujuanku datang kesini. Dengan polosnya aku langsung menjawab bahwa aku datang kesini untuk mencari berita sebagai tugas sekolah. Aku baru sadar bahkan aku tak punya ID CARD, lalu bagaimana orang itu mengijinkanku masuk ???

Tiba-tiba aku mengintip kebagian belakang orang yang menanyaiku tadi, lalu aku melihat keramaian dan kegaduahan. Banyak sekali wartawan di sana. Lalu aku mengalihkan pembicaraan, aku langsung tanya ke orang yang tadi menyaiku, “Apa yang sedang terjadi ??” Lalu orang itu menjawab dengan santainya, “Ada kasus wartawan gadungan, dek…” Wew sepertinya Allah sedang baik padaku, di saat aku membutuhkan sebuah berita, ternyata ada kasus seperti ini. Lalu dengan polosnya aku meminta ijin untuk masuk, meskipun tidak mempunyai ID CARD, tetangga yang menemaniku hanya diam membisu tak dapat berkata apa-apa. Tapi aku tahu apa yang ada dalam pikirannya. Pasti aku sudah gila, memaksa masuk ke kantor polisi hanya untuk sebuah berita.

Tidak disangka-sangka orang itu mengijinkaku untuk masuk. Lalu aku menemui gerombolan wartawan-wartawan yang tentu saja sedang meliput kasus itu. Lalu aku coba untuk menanyai salah satu dari mereka. Dan ternyata orang yang aku tanyai adalah wartawan ANTV, hehehe beruntung sekali aku. Lalu orang itu seolah tak percaya apa tujuanku datang ke sini, aku ditanya-tanyai mulai dari kelas berapa, sekolah dimana, kesini dengan siapa, dan lain-lain hingga menarik perhatian wartawan lain. Bukan hanya wartawan dari ANTV ada juga yang dari Radar Banyuwangi.

Lalu aku mulai akrab dengan para wartawan itu, karena pada saat itu aku paling kecil sendiri, ketika para wartawan itu mewawancarai orang yang berwenang aku hanya ikut mendengarkan saja, lagi pula semua pertanyaan yang ada di benakku telah ditanyakan semua olehnya. Percaya atau tidak, aku berhasil masuk ke dalam Kapolres dengan sedikit bantuan dari para wartawan, singkatnya aku dianggap adik oleh mereka. Padahal orang yang tidak berkepentingan tidak boleh masuk. Dan di dalam aku bertemu dengan wanita sebagai korban dari kasus wartawan gadungan tersebut, pikirku, lumayan aku bisa mewawancarai wanita ini.

Sialnya aku lupa membawa kamera utuk memotret sebagai bukti bahwa aku benar-benar meliput kejadian itu. Hingga kahirnya ide mulai muncul dalam pikranku (hari ini ide-ide mengalir bagai air dalam pikiranku). Lalu aku kembali ke gerombolan para wartawan itu. Karena terdesak, kemudian aku tanya pada wartawan ANTV tadi.

(berikut cuplikan percakapanku dengan wartawan itu.)

“Mas, boleh gak, kalo aku minta fotonya soalnya aku gak bawa kamera >,<. Aku cuma bawa alat tulis, buku dan handphone lagi pula handphoneku kameranya gak jelas,”tanyaku.

Dengan baik hatinya orang itu menjawab, “Boleh dek, tapi gimana caranya ?”

“Gini aja mas, sekarang mas foto aja, nanti aku minta menggunakan flashdisk, sekarang aku gak bawa tapi nanti aku ke tempatnya mas deh,” jawabku.

“ Iya dek, nanti malam aku ada di ****** ( nama sebuah warnet ). Temui aja aku disana, orang-orang sudah banyak yg tahu kok,” jawabnya.

Lalu malamnya aku ke warnet itu untuk mengopy foto dan setibanya di rumah aku langsung membuat berita itu. Memang tidak terlalu bagus beritanya, tapi minimal aku sudah mencoba.

Besoknya ketika aku mengumpulkan ke kakak kelasku sebagai koordinator. Wajahnya langsung tidak percaya bahwa berita benar-benar aku yang membuatnya. Bukan karena beritanya bagus, tapi karena kasus yang aku ambil tidak dapat dipercaya bahwa aku benar-benar meliputnya sendiri. Lalu menjelaskan, dan sampai sekarang aku tidak tahu, apakah kakak kelasku percaya atau tidak denganku. Yang penting aku sudah jujur.

Itu tadi pengalamanku, dan satu motto yang sampai saat ini saya benar-benar percaya, yaitu “ Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan”

NB : ini sebenarnya tugas B.Indonesia di sekolahku untuk membuat pengalaman pribadi :D